[Review] Endless Love
Label:
East Asia RC 2016,
Review 2016,
Serang Book Worm
·
Diposkan oleh
The Kamo Book Blog
di
12:48:00 PM
Judul : Endless Love
Penulis : Wu Xiao Yue
Penerjemah : Jeanni Hidayat
Penyunting : Arumdyah Tyasayu
Proofreader : Dini Novita Sari
Cover Designer : Angelina Setiani
Illustrasi Isi : Frendy Putra
Penerbit : Haru
Tanggal Terbit : Januari 2015
Edisi : Cetakan Pertama
ISBN : 978-602-7742-44-4
Tebal : 278 Halaman
Bermula dari suatu kejadian yang melibatkan benang merah,
kenangan-kenangan manis di antara mereka pun perlahan terukir. Namun, seiring
dengan berlalunya waktu, salah seorang dari mereka memilih untuk mengubur
kenangan itu dalam-dalam.
Siapa yang mengira bahwa Liang Jing Hao, laki-laki dingin
perwakilan perusahaan Red Line Soft Tech yang berhati dingin itu, dulunya
adalah pria yang selalu penuh dengan tawa?
Dan siapa juga yang akan menyangka bahwa Song Rui En,
pelukis jalanan yang selalu menunggu di depan bandara itu, dulunya adalah
wanita yang hidup penuh kemewahan?
Saat mereka bertemu kembali, dapatkah kenangan tentang
benang merah itu menghadirkan kebahagian bagi kedua orang tersebut?
Atau… malah sebaliknya?
Saya begitu excited dengan buku in karena pertama, buku ini
terjemahan, ke dua, diterbitkan Penerbit Haru, ke tiga, dipinjemin temen.
Setelah promosi bukunya digembleng pas awal-awal terbit, udah bikin saya capcus
pengen beli,tapi yeay ngga perlu beli untuk nikmatin buku ini.
Ekspetasi saya sangat tinggi sekali, berharap bahwa
tanggapan positif mengenai buku ini memang benar adanya. Yap, memang benar.
Premis dari novel ini sendiri begitu menarik, seorang lelaki miskin dan wanita
yang setia. Alurnya pun bisa saya katakan, hm, lumayan, tokoh-tokohnya tidak
banyak mengguncang tapi penokohannya itu sendiri cukup bagus.
Sampulnya sangat memikat, perpaduan warna hot ‘merah’ dan
turunannyayang cocok dengan warna kontras di sekelilingnya, juga ilustrasi
kece. Terjemahannya, well, cukup bagus, khas-khas subtitle east asia
film/drama. Tapi saya malah lebih suka yang terjemahan kaya begitu, punya ciri
tersendiri.
Tapi saya sangat menyayangkan kenapa novel ini diakhiri
dengan cara tidak ‘most’ seperti itu, saya selalu merasa ada bagian—banyak
bagian yang terlewat dan sengaja dipotong, ngga ngerti juga fakta atau mungkin bsa jadi memang novel itu sengaja
dibuat seperti terpotong. Bagian klimaks malah dikebutin, resolusinya juga ngga
terlihat prosesnya, kurang greget intinya, mah.
Meskipun menarik, saya merasa bosan, cerita romansa, umumnya punya lika-liku
seperti ini. Saya pikir novel romance kaya gini udah kurang fresh lagi.
Saya rasa lebih baik gayanya dipoles, sehiingga novel ini
menjadi beda dengan banyak novel romansa di pasaran, terus para tokohnya
menghayati perannya biar bikin pembaca baper dan enggan tidak melanjutkan novel
ini. Gali perasaan para tokoh merupakan gagasan yang saya rekomendasikan (eaa).
At least, buku ini cukup menghibur, entah dilihat dari segi
apa. Saya lupa rating yang saya kasih di good reads, ada 2,5 bintang untuk
novel ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kalau baca Blurb-nya memang bikin penasaran. karena akan membawa pembaca pada momen kedua tokoh berubah drastis dari kondisi dulunya. Ada apa ya/ semoga ada jodoh bisa baca buku ini.
ReplyDelete