[Review] Yuki No Hana

Penulis : Primadonna Angela
Penyunting Ida Wajdi, Jason Abdul
Perancang sampul : Fahmi Ilmansyah
Penggambar ilustrasi isi : Yuliato Qin
Penerbit : Teen@Noura (Nourabooks)
Tebal : 256 hlm
Tahun terbit : 2014
ISBN : 9786021606728


Hana kecil tersesat di Festival Salju Sapporo di Jepang, ia tak tau harus pergi ke mana karena ia bahkan lupa jalan menuju hotel, namun, seorang lelaki seumurannya datang, memberikannya temari dan menemaninya, ia tak tau harus bagaimana untuk berterima kasih, namun setelah itu keluarganya terpecah.

Kembali ke Indonesia, Hana menghadapi hidup yang berat, ia memilih hidup sendiri dan mengejar mimpinya ke Jepang, tak peduli seberapa kayapun ayahnya, ia menolak bantuan dari ayahny. Hana bekerja keras untuk itu, selama beberapa tahun. Namun kejadian yang mengguncang hidupnya terjadi, ia merasa sudah tak punya tujuan hidup, segalanya gelap, merasa Tuhan tak lagi ada di sampingnya. Keajaiban terjadi saat Nenek yang ia urus mewariskan semua harta warisannya kepada Hana.  Hana pun pergi ke Jepang menggunakan uang itu untuk membalas jasanya.

Namun, sesampainya di Jepang, bukan orang yang ia ingin temui yang datang, bahkan ia tak mengenalnya. Orang itu mengaku-ngaku sebagai kerabat, namun bersikap dingin dan menyebalkan. Apakah dia ingin menjahat Hana? Awalnya Hana berpikir begitu karena orang yang ingin dia temui menitip pesan kepada kerabat yang menjemputnya. Mereka pergi ke Sapporo bersama, melewati (cukup lumayan) banyak hal yang membuat Hana pusing sendiri, dia ragu akan pilihannya.

Novel karangan Primadonna Angela ini adalah salah satu Festival Series yang dluncurkan oleh Teen Noura, dari Do Rio Com Amor yang sudah lebih dulu saya baca, novel ini adalah kesukaan saya, saya suka gaya penulisaannya yang ngalir dan santai, tapi bukan berarti Do Rio Com Amor tidak bagus, ke duanya saya beri rate 4 di Goodreads, karena menurut saya mereka worth.

Pindah ke cerita, alurnya yaitu maju mundur, saya ngga punya masalah dengan alur ini, penulisnya terampil menyusun plot supaya twistnya dapat, dan clueless. Cara Primadonna menjatuhkan harapan tokoh sangat  kejam, dan ngga tanggung-tanggung, membuat novel ini matang dan terasa real. Sang penulis tega membuat karakter utamanya hancur tapi ini yang saya suka, kejamnya sampe saya istighfar tapi ngga nyalahin penulis, well good.

Risetnya juga top, saya ngerasa kalo penulisnya udah tinggal di Jepang saat Sadako belum lahir, risetnya ngga berlebihan dan saya rasa rpenggambarannya efisien karena ngga terlalu banyak deskripsi tentang tempat dll. Seingat saya juga, buku ini ngga ada yang saya permasalahin EYD-nya dan lain-lain.

The cover is fine. Temanya sama seperti Festival Series lain, mencolok karena back groundnya putih dan kontras dengan biru. Di dalamnya juga terdapat ilustrasi-ilustrasi kece, hanya saja yang bikin saya mikir sejak baca, kenapa ada ilustrasi taj mahal? Padahal, ini kan Jepang … dan keagamaan di sini juga ngga diungkit.

Selain itu, isinya juga ada pengetahuannya lho, tentang seni pahat-memahat es! Baru tau? Eyke juga baru tau (maaf sih akunya bopung).

Well, this book is good enough. Ngga melulu soal perasaan, ini juga ngangkat Sapporo no Niji, jadi yang bete dengan buku yang begitu-begitu aja, saya rekomendasiin Yuki no Hana. 4/5 bintang.



No comments:

Post a Comment