[Review] Pay It Forward

Pay It Forward
Penulis: Emma Grace
Editor : Tri Saputra Sakti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1501-0
Tebal: 256 halaman
"Daddy is daughter's first love. And for me it is a forever love." (pg.199)



TedjasAstaga, gadis itu sudah gila. Pasti!Gue nggak pernah berminat untuk komentar di status orang di Facebook, apalagi ikut-ikutan dalam permainan apa pun. Tapi, gadis itu bilang apa tadi? Pay It Forward?Cih, permainan apa itu? 

GittaAku nggak pernah mengira bisa membenci seorang pria, seperti aku membenci Tedjas. Sejak pertama bertemu, dia selalu bersikap menyebalkan. Seakan belum cukup, dia juga menghinaku habis-habisan di depan banyak orang. Semakin jauh jarak terbentang di antara kami, itu semakin baik!

Itu yang Tedjas dan Gitta pikirkan.Tapi ketika rasa cinta menggedor semakin kuat, sanggupkah mereka berdua tetap berpura-pura bahwa kedekatan itu tak pernah nyata?

Gitta, anak tunggal yang tinggal bersama ayah dan neneknya. Gitta tak tau sejarah tentang ibunya, ayah merahasiakannya dari Gitta. Gitta masih dianggap anak kecil oleh Daniel. Hingga ia mengalami titik balik hanya karena status Yunike.
"Dengan perjalanan yang tepat, perjalanan itu akan mengasyikkan" (pg.208)
Yunike membuat status Pay It Forward, dan Gitta ikut dalam permainan tersebut. Ia pun harus melanjutkan permainan berantai, lalu di kolom komentar statusnya, ada 'I'm in' dari seorang Tedjas. yang diam, cuek dan arogan.
Buku ini adalah hadiah giveaway dari mbak Astrid, saya pilih karena saya kira ini buku terjemahan >,< sampul bukunya mendukung banget apa lagi penulisnya namanya kebaratan gitu, ya jadi saya mengira buku ini terjemahan sampai mbak Sulis KubRom bikin review Pay It Forward :3 Terus pas bikin WW buku ini, ada yang komen film Pay It Forward, itu adalah sebab saya mengira buku ini terjemahan :3
"Selalu ada dua sisi cerita dalam setiap kisah." (pg.146)
Jujur saya baru tau ini ada permainan pay it forward, jadi pas saya baca Pay It Forward, saya kagum si penyebab konflik ini nggak biasa, terus dilatar belakangi dengan keluarga Gitta, dan penulisannya rapih.
"Maka yang akan membayangi lo bukan hanya kesepian, tapi juga penyesalan." (pg.135)
saya bisa merasakan kekonsistensian karakter di sini, karakter Gitta gemesin, pengen banget ngejitak karena dia asal nge judge Tedjas, padahal saya udah ngira kalau Tedjas itu bakal jadi 180 derajat berbeda dari yang Gitta kira. Deskripsi fisiknya juga seimbang, walaupun ngga banyak, tapi saya bisa bayangin wajah Gitta kaya gimana, cast menurut saya sih Preecaya Phonhtananikom, pipi kenyel-kenyel gimana gitu. Untuk Tedjas, saya suka dengan karakter macam dia, jutek kalau belum kenal, cool. Mirip sama Sunny Suwanmethanon lhaa~
"Semakin kuat kau menggenggam pasir, semakin banyak butir-butir yang keluar di sela jarimu." (pg.151)
Terus, rasa kekeluargannya juga ada, di mana ayah Gitta selalu ambil andil dalam pilihan Gitta, sorot ke Daniel juga lumayan banyak. 
Sayang, penyajiannya bikin ngantuk, dan terlalu formal. Kalau saja dibikin nyeleneh dan dimasukin humornya (walaupun dikit), garingnya novel ini bisa teratasi.
Scene yang paling saya suka adalah bagian Gitta ngasih hadiah Pay It Forward ke Tedjas, so sweet :3 Karakter yang paling saya suka adalah Tedjas. Terus bab favorit di bab 14 <3
Overall, untuk yang ingin bacaan dengan tema beda, buku ini bisa dibaca, 3,5!
"Karena rasa sepi akan buat lo jadi manusia paling pahit di bumi ini." (pg.134)

No comments:

Post a Comment