Wishful Wednesday [21]


Alhamdulillah, Wishful saya yang Colouring Book itu terlaksana juga berkat Giveaway kak Pipah kemarin, saya sangat terharu ketika lihat nama saya terpajang sebagai pemenang hoki-hokian wuakwkwk. But, seriously, saya kalau menang GA tuh lebay tau, senengnya kebangetan, apalagi dapet voucher belanja buku, aduh ora kuat.

Minggu ini, list Ww saya jatuh ke terbitan Grasindo, eh kalau saya perhatikan cover-cover novel sekarang kece-kece, out of the box, yang biasanya begitu-begitu aja, sekarang tidak begitu-begitu aja. daebbak! 

beuh udah macem NYTBS aje

“You realize that you’re always leaving me by this time? The first time we met, the second time, now.”
“I’m such a Cinderella,” kataku singkat menanggapi kalimatnya itu.
“Maybe. But I’m not a stupid prince.”
“Why the prince is stupid?”
“Well, he told Cinderella that he’s in love with her, but he forgets how she looks and has to put a shoe on every girl in the kingdom.”
Sangat masuk akal. Tapi, sayangnya aku tidak sepintar itu untuk menyadarinya. “If I fall in love with a girl I’ll never forget how she looks. And I know exactly where to nd her.” Charvi Adi pramana tidak menyangka bahwa pertemuannya dengan Nicolas Moreau—seorang ekspatriat Perancis yang tinggal di Jakarta— mengantarkannya pada ide kencan satu hari penuh. Charvi bertemu Nic tepat satu hari sebelum ia terbang ke Paris untuk mengejar mimpi. Hari itu untuk kali pertama ia mengaku jatuh cinta kepada laki-laki yang baru saja ia kenal—suatu hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Berpegang pada rasa saling percaya, Charvi dan Nic berjanji untuk bertemu lagi satu tahun kemudian di tempat yang sama. Namun, satu tahun adalah waktu yang lama. Satu tahun bisa mengubah apa saja, termasuk cinta. Masihkah Charvi menjaga perasaannya untuk Nic setelah keduanya terpisah jarak dan waktu yang terbentang antara Perancis-Jakarta?


Aku senang melihat angka-angka berdampingan dengan selaras, ketika ada banyak probabilitas yang bisa menunjukkan angka yang berbeda. Pada akhirnya, ada angka yang sama bertumpu pada satu titik. Sebelas dengan sebelas. Nol dengan nol. Tujuh belas dengan tujuh belas. Raka dan Sara bertemu pada hari yang serba ganjil. Pada hari ketiga dalam suatu minggu di sebuah ruang tunggu wawancara. Di antara hujan deras serta lampu padam, menambah kenahasan hari keduanya yang gagal mendapat kerja. Rupanya benar apa kata orang: bahwa jawaban ditemukan pada proses perjalanan. Raka dan Sara menemukan sesuatu yang menggenapkan hari mereka yang ganjil, di sela-sela musik, canda tawa, dan riuhnya Ibu Kota. Keduanya menikmati Jakarta yang sibuk. Menyusuri tiap jalan seolah waktu berjalan begitu lamban. Raka dan Sara mengobrolkan apa saja, sepanjang itu menahan kebersamaan mereka. Akan tetapi, malam tidak pernah datang terlambat. Hari akan segera usai. Dan, di atas segala ketidakpastian yang ada di muka bumi, akankah keduanya bertemu kembali suatu hari nanti?


Apa hal terburuk dari bertemu orang dari masa lalu? Bisa jadi jawabannya adalah menghadapi kepingan diri pada masa silam yang diam-diam ingin disembunyikan. Orang bilang masa lalu mestinya ditinggalkan demi menatap masa depan. Padahal, masa lalu adalah cermin untuk mengingat siapa dan dari mana perjalanan manusia bermula. Btari tidak menyangka open trip pertamanya ke Bromo membawanya berjumpa dengan Mikhail teman masa kecilnya. Btari tak pernah lagi bertemu Mikha sejak keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta. Dan, kini ia berjumpa Mikha, empat minggu jelang hari pernikahan dengan tunangannya. Perjalanan 1 x 24 jam menuju Bromo bersama laki-laki dari masa lalu membawa Btari pada kisah baru. Menyadarkannya dari 25 tahun cerita hidup yang seolah dituliskan oleh orang lain. Mikhail menunjukkan kepadanya, tak semua orang bisa mendapat kemewahan untuk memilih, ketika sebagian lain hanya bisa menerima. Hingga pada pukul sebelas menit kesebelas, Btari dan Mikha sampai pada suatu pembicaraan penting. Pembicaraan tentang diri mereka yang sebenarnya. Tentang bagaimana kemarin, hari ini, dan esok keduanya akan berada.


KEREN KAN BUKUNYA, YE GA? Sampulnya tuh adem-adem gimana gitu, terus judulnya anti meinstream, dan kekinian #Akunihanakkekinian. Eh, Kalau saya bikin Giveaway hadiahnya novel-novel di atas kira-kira alien ikutan ga ya?

Well, jikalau kamu mau buku ini, belilah nak ikutan Ww yuk mampir di blog mba Astrid

2 comments:

  1. ini covernya keren2 banget siiih XD semoga terkabul yaaa

    ReplyDelete