[Review] Sudut Mati




“Ekstremis gila selalu datang ketika orang-orang yang mampu berpikir jernih diam saja melihat situasi keruh.” Pg. 305
Pengarang: Tsugaeda
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 338 halaman
Diterbitkan pertama kali :  September 2015
Format : Paperback
Target :Dewasa
Genre :Thriller Suspense 


Titan kembali dari Amerika Serikat setelah delapan tahun, tepat ketika Grup Prayogo milik ayahnya sedang krisis dan membutuhkan bantuannya. Selain kesulitan dalam urusan bisnis, ada ancaman dari kompetitor jahat, Ares Inco, yang memiliki keinginan menghancurkan keluarga Prayogo untuk selamanya.

Namun Titan tak hanya menghadapi itu. Kakaknya, Titok, tak suka tersaingi olehnya di dalam Grup. Adiknya, Tiara, justru menikah dengan putra mahkota musuh. Dan mungkin ia juga telah membawa kekasih yang dicintainya ke dalam bahaya.

Titan harus menghadapi itu semua. Sementara tanpa ia ketahui, seorang pembunuh dengan kode 'Si Dokter' mengintai dan menunggu saat tepat untuk ikut campur ke dalam urusan mereka.


Novel thriller korporasi garapan sarjana FISIP UI ini bercerita tentang Titan yang yang kembali ke tanah air setelah bersembunyi di Amerika. Tentang ekstremis gila yang harus dihentikan oleh Teno. Tentang kekuasaan dan ambisi Titok. Serta bagaimana berdamai dengan masa lalu Kath.

Keseluruhan cerita ditempatkan secara acak pada novel ini, memberikan kesan misterius dan bikin jantungan kalau lagi serius baca Sudut Mati lalu pintu kamar terketuk. Kalau diibaratkan novel ini merupakan kumpulan 240 keping puzzle (maaf ya lebay). Plot twist yang disuguhkan penulis masih meledakkan saya Karena spekulasi-spekulasi saya lagi-lagi dipelintirkan. Alurnya sungguh menawan, dibawa dengan gaya penulisan Tsugaeda yang kalau menurut saya termasuk ringan dalam genre ini, tapi itulah yang bikin saya suka kebangetan dengan novel-novelnya. Rasanya memenuhi apa yang sedari dulu saya cari tapi saya ngga tau apa itu kemudian datanglah Rencana Besar dan Sudut Mati yang bikin saya ketagihan baca Thriller, terima kasih lho.

Novel ini bersetting di Indonesia dan Amerika, untuk penggambaran Amerika saya ngga punya masalah, cuma ini sebenernya agak ngga penting sih, di bagian dialog Kath tidak diberitau kalau dia menggunakan Bahasa inggris (ini sayanya yang kurang pinter, mian). Karakternya oke-oke, masing-masing konsisten dalam perannya, dan wow saya suka penggambaran karakter Teno.

Saya ingin bahas Teno sedikit, dia ini sangat berbeda, tapi memang seperti ekstremis gila, dia tak kenal ampun, tak kenal takut. Saya suka banget sama karakter dia karena dia cerdas, punya pemikiran gila dan sayangnya saya setuju dengan pemikiran gilanya, hanya saja saya tidak megaplikasikannya ke dunia nyata karena sangat ekstrem. Teno ini benci dengan masyarakat tapi dia ngambil ilmu komunikasi -_-. Ada satu hal lagi yang saya suka dari dia, dia membuat keputusan apa yang dia pengen dan sekalipun itu gila, dia melakukannya.

Selain Teno, ada Titan yang masuk nominasi karakter top di Sudut Mati. Titan ini adiknya Teno. Saya rasa dialah yang paling waras tapi dilain sisi juga ada ketidak warasannya. Relatif. Saya suka dengan rencana-rencana genius yang dia susun demi memperbaiki perusahaan, dia berani banget manfaatin eksistensinya. Tapi ada satu keputusan yang dia ngga berani ambil. Apa ya kira-kira?

Bagian yang paling saya suka adalah setiap bagian yang membahas tentang Teno dan Titok, apalagi pas seorang polisi membaca buku Teno yang tidak akan saya beritahukan judulnya, konyol pokoknya. Di sini, saya bisa tau segimana cerdas penulisnya bravo dah.

Moral value yang bisa saya tangkap dari novel ini adalah, kerakusan manusia akan memakan manusia itu sendiri. Yah, seperti itu. 4.5/5 love!

Note : Untuk yang berencana baca novel Tsugaeda, saya rekomendasikan baca Rancana Besar terlebih dahulu.

1 comment:

  1. Senang melihat masih ada penggemar Thriller di Indonesia.
    Salam,

    Ronny Mailindra
    mailindra.com

    ReplyDelete