[Review] Jejak Hati
Penulis : Farah Hidayati
Editor : enHa & Gita Romadhona
Penyelaras aksara : Jia Effendie, Erlin Natawiria &
Tesara R.
Penata letak : Landi A. Handwiko
Penyelaras tata letak : Erina Puspitasari
Desain sampul : Amantha
Nathania
Penerbit ; GagasMedia
Tahun terbit :2014
Tebal : 258hlm
No.ISBN : 979-780-776-2
Cinta selalu seperti itu.Kau dipaksa menembus ruang-ruang waktu agar benar-benar tahu bagaimana cara yang benar untuk menyebut rindu.
Melisa menyukai Ryan—rekan kerjanya. Menyukai cara laki-laki itu bicara, tertawa, dan caranya membicarakan cinta. Sayangnya, cinta yang bukan disimpankan untuk Melisa. Melisa menyukai Ryan, jatuh cinta kepadanya. Namun, cinta selalu begitu, bukan? Selalu datang bersama kecewa, juga setumpuk luka.
Sampai saat itu datang, saat ia dan Ryan harus bekerja sama menyusun keping-keping sebuah cerita. Mau tidak mau, Melisa berhadapan dengan takdir yang sebenarnya bukan takdir miliknya sendiri.
Kisah Melisa ini juga untukmu, yang merasa sedang tidak percaya pada keajaiban cinta.Juga untukmu yang senang menunggu meski tak mampu berdamai dengan waktu.
Saya kagum dengan tulisan kak Farah, walaupun baru baca
karyanya yang ini tapi saat baca awalnya, sungguh keren. Narasi pintar tentang
batuan serta kimia membuat saya takjub, baru kali ini setelah baca buku mbak
Dee. Alurnya rapih, riset tentang intannya keren, sangat mendalam,
jangan-jangan kak Farah jualan batu akik kali ya?
Saya juga dapat nerima tentang kemampuan Melisa, entah itu
memang ada di dunia nyata atau enggak, kak Farah memoles itu dengan baik dan
apik. Seakan sebuah fantasi tapi terlihat seperti realita. Kisah Melisa-Ryan
juga manis. Saya jadi kepengen punya sahabat maca Ryan XD
.
Untuk sampulnya, dari 5, saya akan berikan 4. Perpaduan
putih susu dengan warna ungu ditambah relief-relief macam itu sungguh manis,
elegan dan simple. Peletakkannya juga pas dan seimbang.
Adegan yang saya paling suka adalah ketika Ryan dan Melisa
di dalam mobil, lalu begitu. Manis. Juga saat mereka di danau cemara. Saya suka
deg-degan sendiri kalau Melisa kumat dan melihat masa lampau. Adegan yang bikin
greget adalah ketika ketemu Asmanta, ya ampun, dia rusak momen Ryan-Melisa nih
huhu L
Sayangnya, endingnya terlalu cepat, eksekusinya kurang baik.
Coba diperlambat, dan dibikn sedemikian rupa supaya bisa lebih alami. Mungkin
saya bakal ngasih 5 bintang untuk novel ini. Juga dengan sampulnya, saya merasa
tertipu karena saya kira bakal disuguhkan cerita manis dan lika-liku hubungan
pacaran, apalagi ditambah cincin di bawahnya. Saya terharu ternyata konten
dalamnya tidak seperti yang saya pikirkan. Judulnya juga, kurang pas. Kalau
judulnya Tukang Intan Ke Amsterdam mungkin nggak akan cocok juga. Maafkan.
Ada 3,5 dari 5 bintang dari saya untuk Jejak Hati ^^
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
boleh.... sepertinya oke....
ReplyDeletehalamannya pas. nggak terlalu banyak, nggak terlalu dikit...
boleh lah dijadiin cemilan.
cemilan buat belajar nulis :D ini keren lho narasinya
DeleteArtikel yang cukup bermanfaat dan Menambah Ilmu, Jangan lupa kunjungi www.biologi.uma.ac.id dan www.uma.ac.id
ReplyDeleteArtikel yang sangat bermanfaat, kunjungi juga dong www.biologi.uma.ac.id dan www.uma.ac.id
ReplyDelete